Minggu, 28 November 2010

PERSONALIA

PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI

 Pendahuluan
Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah, tugas-tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain.
Sebagai pelaksana fungsi-fungsi tersebut, diperlukan personalia-personalia, yang diberi wewenang, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban.
 Macam/Jenis Personalia
Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat dua macam tenaga kerja, yakni :
 Tenaga Eksekutif : yang mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen : merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi.
 Tenaga Operatif : merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas tang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.

 Sumber Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber berikut :
1. Dari dalam Perusahaan. Berasal dari promosi (kenaikan pangkat) atau transfer (pemindahan dari bagian lain) di dalam perusahaan.
2. Teman-teman Para Karyawan. Cara ini digunakan, dengan anggapan bahwa, karyawan tersebut sudah mengetahui kualifikasinya, dengan demikian maka diharapkan calon pasti akan sesuai.
3. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja. Hanya terdapat satu lembaga yang diatur dan ditangani oleh pemerintah, yaitu Kantor Penempatan Tenaga Kerja (KPT), yang bertugas menyalurkan tenaga-tenaga kerja yang belum sempat memperoleh pekerjaan.
4. Lembaga Pendidikan. Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memberikan bea-siswa dan meminta langsung kepada lembaga pendidikan tersebut.
5. Masyarakat Umum. Dilaksanakan dengan cara memasang iklan, sehingga mengundang para pelamar untuk mengajukan lamaran.

 Seleksi Tenaga Kerja
Proses seleksi ini merupakan usaha untuk memilih diantara sekian banyak calon, personalia yang benar-benar memenuhi syarat. Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah penting yang harus diatasi lebih dulu, yaitu :
 Penentuan Jenis (Kualitas) Tenaga Kerja
Yang meliputi penentuan prasyarat yang harus dipenuhi antara lain :
a. Batas minimum-maksimum usia.
b. Pendidikan minimal yang dimiliki.
c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh.
d. Bidang keahlian yang dimiliki.
e. Ketrampilan lain yang dimiliki.
f. Pengetahuan-pengetahuan lainnya.
g. Dan sebagainya.

 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja ini, meliputi dua hal pokok yakni :
a. Analisa beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan (sales forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit barang.
b. Ananlisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu. Hal ini dibuat, mengingat tidak semua tenaga kerja yang tersedia dapat sepenuhnya bekerja, sesuai dengan tata waktu yang telah ditetapkan, karena berbagai alasan, seperti : tidak masuk kerja, pelepasan, pension dan sebagainya.

 Proses Seleksi
Setelah penentuan jumlah dan prasyarat yang harus dipenuhi dilaksanakan, maka langkah berikutnya adalah mengadakan seleksi yang pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk.
b) Wawancara pendahuluan.
c) Psycho-test meliputi 5 hal yaitu : aptitude test (menguji sikap seseorang), achievement test (menguji bakat seseoarang), interest test (menguji minat seseorang), personality test (menguji kepribadian seseorang), IQ test (Intelegensia quotient) menguji kecakapan seseorang.
d) Wawancara lanjutan.
e) Pengujian referensi.
f) Pengujian kesehatan.
g) Masa orientasi.

 Pengembangan Karyawan
Para karyawan baru maupun yang sudah bekerja, masih perlu pula dikembangkan lebih lanjut, dengan harapan agar :
 Tingkat produktifitas bertambah
 Mengurangi tingkat kecelakaan
 Mengurangi besarnya scrap (kerusakan hasil)
 Meningkatkan gairah kerja.

 Kompensasi
Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kompensasi ini dapat berupa upah dan gaji. Gaji biasanya diberikan setiap bulan (bulanan), dalam jumlah pasti, sedangkan upah dapat bulanan atau kurang dari itu dan sangat dipengaruhi oleh volume output yang dihasilkan oleh setiap individu.
Dalam masalah pengupahan ini, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni :
 Teori pasar
Konsep ini menganggap bahwa buruh upah ditentukan oleh hasil proses perundingan antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya.
 Teori standard hidup
Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak, dan pengusaha harus memberikan upah cukup tinggi, memberikan servis lain seperti jaminan hari tua, pendidikan, tabungan dan hiburan.
 Teori kemampuan untuk membayar
Teori ini mempunyai anggapan bahwa tingkat pembayaran harus didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Besar kecilnya upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
1. Pasar tenaga kerja
2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
4. Situasi laba perusahaan
5. Peraturan Pemerintah.

 Metode Pengupahan
Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
1. Upah langsung (straight salary)
2. Gaji (wage)
3. Upah satuan (piece work)
4. Komisi
5. Premi shift kerja (shift premium)
6. Tunjangan tambahan (fringe benefit)

 Upah Insentif
Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :
i. Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.
ii. Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak.
iii. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.


Macam-macam Bentuk Upah Insentif
 Full Participation Plan
Full Participation Plan merupakan upah insentif bagi karyawan pabrik di mana kegiatan ekstra pada tugas mereka, dapat menghasilkan produksi tambahan.
 Group Insentif Plan
Insentif ini diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana terbukti mereka dapat menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti :
o Peningkatan produktivitas
o Penurunan biaya tenaga kerja per unit
o Perbaikan kualitas produk
o Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan.

Senin, 22 November 2010

TUGAS OBSERVASI PERUSAHAAN

TUGAS OBSERVASI PT. BANGKIT MAJU WIJAYA
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis








Di susun oleh :
Fani Usnaeni (22210597)
Sischa Amaliya (26210569)
Jessica Maya (29210648)
Ungguh Prasetiadi (28210329)
R. Hudy Adinurwijaya (25210547)

Kelas : IEB19

UNIVERSITAS GUNADARMA
Thn. 2010-2011
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat serta hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Observasi ke Perusahaan Pembuatan Cat” dan makalah ini berudul “Langkah-langkah Cara Pembuatan Cat”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinnga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan kami tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada PT.Bangkit Maju Wijaya yang telah memperbolehkan untuk melakukan observasi di PT tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami juga menerima kritik serta saran untuk memperbaiki makalah ini.



Penyusun.







DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Profil Perusahaan 1
BAB II PERMASALAHAN ..................................................................................... 2
B. Proses Produksi 2
a. Bahan-bahan Pembuatan Cat 2
b. Pengertian Bahan-bahan untuk Membuat Cat 2
c. Persiapan untuk Membuat Cat 3
d. Cara-cara Pembuatan Cat 3
e. Lampiran 4
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………. 6
1. Kesimpulan 6
2. Saran 4







BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Perusahaan
PT. Bangkit Maju Wijaya idirikan berdasarkan Akte Notaris Adam Kasdarmaji Sarjana Hukum, di Jakarta Nomor 34 tertanggal 07 Maret 1997. Modal dasar Perseroan PT. Bangkit Maju Wijaya adalah berjumlah Rp.400.000.000,00 terbagi atas 8.000 Lembar. Maksud dan tujuan perusahaan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Menjalankan perdagangan umum atas segala barang yang dapat diperdagangkan, termasuk Perdagangan, termasuk Perdagangan ekspor, impor, interinsuler atau lokal, baik atas perhitungan sendiri maupun secara komisi;
2. Menjadi Leveransir, supplier, grosir, agen an/atau distributor dari segala macam barang yang dapat diperdagangkan, serta menjadi komisioner dari perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri;
3. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertanian dalam arti luas perkebunan, perikanan, pertenakan, kehutanan;
4. Mendirikan industri cat dan tiner;
5. Namun dengan seiring jalannya waktu perusahaan ini hanya memproduksi cat dan tiner dan menjadi Leveransir, supplier, grosir, agen dan/atau distributor dari cat dan tiner.
Susunan Komisaris dan Direksi perusahaan menurut anggaran dasar sesuai dengan perubahan akte notaris tanggal 12 Mei 1999 No.3 adalah sebagai berikut :
• Direktur : Tn. Rudy Julianto Kuswadi
• Komisaris Utama : Tn. Muhammad Ustur
• Komisaris : Tn. Anton Hakim


BAB II
PERMASALAHAN
B. PROSES PRODUKSI
A. Bahan – bahan pembuatan cat :
1. Resin
2. Pigmen
3. Thinner / Solent
4. Zat Aditive

B. Pengertian Bahan-bahan untuk membuat cat
Resin : yang berperan sebagai pengikat atau binder, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat pigmen pada permukaan bidang. Resin ini bisa dikatakan berupa lem yang melekatkan campuran pewarna ke media yang akan di cat. Ada 2 jenis resin, yaitu resin alam yang terbuat dari getah pohon, dan resin sintetis atau buatan. Contoh resin alam yang kita kenal adalah cairan vernis yang digunakan sebagai bahan pelapis furnitur. Sedangkan yan g termasuk resin sintetis adalah alkyd dan vinyl yan sering digunakan dalam formula cat.
Pigmen : pigmen merupakan substansi padat bubuk yang berfungsi sebagai pemberi warna dan menentukan daya tutup cat. Jenis, kadar, dan komposisi pigmen dalam larutan berpengaruh terhadap kualitas cat itu sendiri. Untuk cat dengan kandungan pigmen tinggi mengasilkan cat yang bermutu tinggi, dan cat dengan kandungan pigmen yang rendah akan mengahasilkan kualitas cat yang rendah. Sumber warna pigmen yang paling digunakan adalah pigmen putih (yang termahal) yang berasal dari unsur titanium oksida (tiO2).
Thinner (solvent) : thinner atau tiner merupakan cairan yang berfungsi sebagai pelarut yang menyatukan pigmen dengan resin sehingga membentuk larutan yang sempurna. Ada 2 macam pelarut, yaitu pelarut air (waterbase) dan pelarut minyak (solven base). Contoh cat berbahan dasar air (waterbase) adalah cat tembok, cat lukis, dan beberapa catgenteng. Sedangkan cat berbahan dasar minyak (solven base) dapat diaplikasikan sebagai cat kayu, cat besi, cat mobil, dll. Pada cat yang kental menandakan persentase tiner yang tinggi pada larutan cat tersebut.
Zat Aditive : zat aditif ini bisa berupa ekstender dan atau film-formers. Ekstender merupakan pengisi ketebalan cat (filler) yang membuat cat tampak lebih tebal dan berisi. Adapun fungsi dari ekstender tersebut adalah sebagai fitur tambahan yang dapat membuat tampilan tembok menjadi lebih gilap dan daya tutup menjadi lebih baik. Pemakaian filler juga dimaksudkan untuk menekan biaya bahan produksi sehingga harga dapat terjangkau oleh masyarakat. Yang kedua adalah film-formers, yaitu lapisan yang memberikan efek gilap pada cat (tampilan gloss).

C. Persiapan untuk pembuatan cat :
1. Siapkan bahan-bahan seperti resin, pigmen, aditive, dan solvent,
2. Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya,
3. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment,
4. Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi,
5. Lalu di masukkan ke mesin pengadukan.

D. Cara – cara pembuatan cat :
1. Masukkan semua formula ke dalam alat mixer, lalu semua formula di mixing;
2. Lalu semua formula yang telah mixing di giling (roll);
3. Setelah sudah sidikit merata kita harus melakukan chek micron atau melihat kehalusan pigment;
4. Setelah itu melihat standart kekentalan (viscosity), apabila terlalu kental masukkan solvent kedalam mesin penggiling, lalu di mix kembali.
5. Lalu dilakukan pengeringan kurang lebih 1 jam,
6. Lalu cat yang sudah jadi di semprotkan ke panel untuk pengecekan gloss, kira-kira gloss-nya 80-90%;
7. Setelah kering dilakukan pengecekan Handness dengan pensil H1 yaitu pensil mitsubisy
8. Pengecekan daya rekat, yaitu menggaris dengan karter 10 kotak
9. Lalu pengecekan terakhir adalah Water Resis Tener, yaitu mengecek apakah cat tahan akan air dalam jangka waktu yang berapa lama.
10. Setelah cat memenuhi standart kualitas penjualan lalu cat dimasukkan ke dalam gudang pabrik untuk siap di jual ke konsumen.
E. Lampiran
1. Mesin Pengaduk cat

2. Timbangan











3. Cat yang siap untuk di jual












4. Tinner yang sudah jadi, tapi belum di kemas 5. Tinner yang sudah di kemas













BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang kami lakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa bahan – bahan yang di pakai untuk membuat cat oleh PT. Bangkit Maju Wijaya hamper sama dengan bahan – bahan yang di pakai oleh perusahaan lain untuk membuat cat, yaitu bahan – bahannya terdiri dari resin, pigmen, thinner / solvent, zat additive. Dan tahapan-tahapan cara membuat cat ada 10 tahapan.


2. Saran
Ada beberapa saran yang bisa kami sampaikan terkait permasalahan yang ada di dalam PT. Bangkit Maju Wijaya. Diantaranya :
 Meminjam kredit ke Bank untuk memperbanyak modal guna memperluas usaha
 Merekrut beberapa pegawai untuk membantu pekerjaan yang selama ini sering rangkap tugas
 Mengubah system pemasaran, selain dari perusahaan ke perusahaan, perusahaan juga mencoba mengiklankan produknya
 Produk yang dihasilkan sebaiknya di daftarkan paten-nya

Minggu, 21 November 2010

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

PRODUKSI DAN PODUKTIVITAS

 Pengertian
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen berupa barang ataupun jasa.
Istilah “produksi” ini sering dikaitkan dengan istilah “produktivitas.” Meskipun kedua istilah tersebut sangat berkaitan, tetapi akan salah jika menganggap bahwa produktivitas itu merupakan fasilitas produksi yang aktif. Dalam istilah ini, produktivitas merupakan suatu ukuran kasar menyangkut efektivitas penggunaan sumber-sumber produktif yang sangat penting.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energy, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
 Produksi
Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Jadi, tanggungjawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untu mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah :
• Keputusan yang berhubungan dengan desain dari system produksi manufaktur.
• Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian system tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

 System Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain system produksi adalah tentang :
 Disain produksi dari barang yang akan diproses.
 Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya.
 Disain tugas.
 Lokasi dari fasilitas produksi.
 Layout dari fasilitas tersebut.
Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, dan (3) sifat produk yang diproses.
 Sifat Proses Produksi
Proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni :
 Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Sebagai contoh : proses penambangan batu bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran minyak, dan sebagainya.
 Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Termasuk dalam kategori ini adalah penyulingan minyak.
 Proses fabrikasi
Proses fabrikasi juga disebut proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Sebagai contoh : proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dan sebagainya.
 Proses sintetik
Proses sintetik menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk sangat berbeda dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam industry lain, seperti dalam produksi mobil, alat-alat listrik, atau radio dan televisi dimana bahan-bahannya dirakit tanpa merubah bentuk fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses perakitan atau assembling.

 Jangka Waktu Produksi

Dalam hal ini proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni :

 Proses terus-menerus (continous process)
Contoh proses terus-menerus anatara lain adalah produksi mobil di mana perubahan model hanya tejadi sekali dalam satu tahun.
 Proses terputus-putus (intermittent process)
Istilah proses terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur di mana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Sebagai contoh : alat-alat untuk pengecoran logam.

 Sifat Produk

Dalam hal ini proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

 Produksi standard
Sebagai contoh produksi standard ini antara lain : produksi televisi, almari es, sikat gigi, dan sebagainya. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
• Memelihara sejumlah persediaan
• Meyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
• Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
 Produksi pesanan
Sebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus, dan sebagainya.

KEGIATAN PRODUKSI

 Gambaran Sekilas
Dalam hal ini, masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah :
a. Perencanaan produksi
b. Organisasi produksi
c. Pengendalian produksi
d. Pemeliharaan peralatan
e. Pengawasan dan pemeriksaan kualitas.

LOKASI DAN LAYOUT PABRIK

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik
Ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik baru, yaitu :
• Dekat dengan pasar, misalnya pabrik roti basah
• Dekat dengan bahan baku, misalnya pabrik semen
• Ongkos transport, misalnya pabrik mobil
• Penyediaan tenaga kerja, misalnya pabrik rokok
• Penyediaan suber tenaga/energy, misalnya pabrik peleburan aluminium
• Lingkungan sekitar, misalnya peternakan babi
• Iklim, misalnya perkebunan teh.

Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah lokasi di mana biaya operasinya paling rendah atau serendah mungkin. Lokasi yang salah akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai akibatnya tidak akan mampu bersaing, yang sudah barang tentu menyebabkan kerugian.

 Cara Penentuan Lokasi Pabrik

 Cara Kualitatif
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap factor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternatif lokasi.
Contoh :
Sebuah perusahaan makanan ternak di Daerah Istimewa Yogyakarta memilih 5 lokasi sebagai berikut :
1. Kotamadya Yogyakarta
2. Wates
3. Sleman
4. Bantul
5. Wonosari
Faktor-faktor yang dinilai meliputi :
 Bahan baku
 Tenaga kerja
 Fasilitas tenaga listrik
 Transportasi
 Pasar

 Process Layout
Process Layout atau disebut juga fungsional layout merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) di mana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu. Process layout ini disebut pula sebagai fungsional atau job lot. Karena layout ini dipakai oleh perusahaan-perusahaan yang melayani pesanan, maka barang yang dihasilkan dapat sangat bervariasi baik dalam bentuk, jumlah, komponen maupun desainnya.
Perusahaan yang menerapkan process layout ini harus mengusahakan agar semua fasilitas yang ada digunakan semaksimal mungkin. Artinya, kapasitas setiap peralatan diusahakan dipakai penuh.

 Product Layout
Product layout merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Product layout ini sering kali disebut juga sebagai layout garis. Layout ini paling banyak dipakai di perusahaan perakitan, misalnya perusahaan mobil dan sepeda motor, TV, radio, dan sebagainya.
Penggunaan (penerapan) product layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Volume produksi cukup sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin dan peralatan yang dipasang.
b. Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c. Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d. Komponen-komponen (suku cadang) dapat saling ditukarkan.
e. Penyediaan material yang ajeg (tetap).

Sabtu, 13 November 2010

GAMBARAN UMUM PEMBELANJAAN

GAMBARAN UMUM PEMBELANJAAN
 Arti Pembelanjaan dan Fungsi Manajer
Pembelanjaan adalah suatu usaha menyangkut bagaimana perusahaan harus mengorganisir untuk mendapatkan dana, bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana, dan bagaimana laba perusahaan akan disistribusikan.

PENGGUNAAN DANA
 Gambaran Umum
Metode untuk penggunaan dana ini dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan jangka pendek dan penggunaan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek dapat ditunjukkan sebagai aktiva lancar. Aktiva dapat diartikan sebagai elemen kekayaan, dan jangka pendek menunjukkan bahwa elemen-elemen tersebut diharapkan dapat ditukarkan menjadi uang tunai/kas dalam jangka waktu tidak lebih dari waktu satu tahun.
Investasi yang paling besar dalam perusahaan pada umumnya berbentuk aktiva tetap yang merupakan investasi jangka panjang. Ini berarti bahwa penggunaan jangka panjang tersebut meliputi elemen-elemen yang tidak dapat ditukarkan dalam bentuk kas selama periode satu tahun, seperti tanah, pabrik, dan peralatan.

 Penggunaan Dana Jangka Pendek
1. Kas
Sejumlah dana yang ada dalam perusahaaan diwujudkan dalam bentuk kas, terutama untuk membayar gaji dan rekening-rekening lainnya. Dari sejumlah kas yang dipegang oleh manajer, tidak seluruhnya berwujud uang tunai, tetapi berwujud cek yang setiap saat dapat diuangkan di bank.
Dalam pengelolaan kas terdapat suatu prinsip umum yang harus dipegang oleh manajer. Prinsip tersebut adalah meminimumkan jumlah kas yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan, dan memaksimumkan jumlah dana untuk investasi yang dapat menghasilkan bunga. Untuk meminimumkan kebutuhan kas perusahaan, dapa pula ditempuh dengan cara membayar rekening selambat mungkin dan mengumpulkan uang seawal mungkin. Jika perusahaan dapat membayar kewajiban setiap saat atau pada saat yang ditentukan, berarti perusahaan dalam keadaan likuid.

• Aliran kas
Pada mulanya kas itu timbul oleh adanya penjualan. Tetapi, meskipun sebagian dari penjualan itu berupa tunai, kebanyakan adalah berupa kredit sehinga menciptakan adanya piutang. Sebagian kecil dari piutang kemungkinan tidak dapat ditagih, maka bagian tersebut dimasukkan ke dalam elemen piutang ragu-ragu. Sedangkan sebagian yang lain akan menjadi kas bilamana telah dilunasi.
Sebagian dari aliran kas keluar terjadi dalam proses produksi dan terdiri atas pembayaran bahan, tenaga kerja, serta biaya tidak langsung. Hasil aktiva dari proses produksi tersebut berupa persediaan barang jadi yang jika dijual akan mengawali aliran kas lagi.
• Anggaran Kas
Tanggung jawab manajer dalam pengelolaan aliran kas perusahaan meliputi:
a) Membuat kepastian bahwa kas sellu tersedia bilamana diperlukan.
b) Memanfaatkan kas untuk memaksimumkan pendapatan bunga.
Untuk menunjang tujuan-tujuan tersebut, perlu dibuat anggaran kas yang memperlihatkan penerimaan dan pengeluarannya.

2. Surat-surat Berharga
Manajer keuangan yang sedang memelihara keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas (kemempuan untuk mendapatkan laba) mempunyai alternative untuk cenderung memegang jumlah kas yang lebih besar, ia dapat menginvestasikan kas tersebut ke dalam surat-surat berharga yang dapat menghasilkan bunga. Salah satu jenis surat berharga yang banyak beredar di Indonesia adalah sertifikat deposito (certificates of deposit).
3. Piutang
Untuk mempertahankan pembeli-pembeli yang ada dan untuk menarik pembeli baru, banyak perusahaan yang memberikan atau mengenakan pembayaran secara kredit kepada mereka. Jadi, bagi perusahaan piutang ini sering terjadi dari adanya penjualan kredit kepada penbeli yang jumlahnya dapat mencapai 20% dari seluruh aktiva.
4. Persediaan
Bagi perusahaan yang memelihara sejumlah persediaan barang untuk memenuhi permintaan pembeli secara cepat, harus mempunyai sejumlah investasi di situ. Sebagai contoh : toko pengecer akan mengadakan persediaan yang banyak menjelang hari raya idhul fitri, dan seelah itu persediaan dikurangi lagi. Demikian pula pada periode-periode berikutnya.
 Penggunaan Dana Jangka Panjang
Untuk perusahaan manufaktur, sebagian besar investasinya padaumumnya diwujudkan dalam bentuk aktiva tetap jangka panjang. Akiva tetap tersebut berupa : tanah, bangunan, dan peralatan.
1) Tanah yang dimiliki oleh perusahaan merupakan aktiva tetap dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
2) Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan harus ditentukan umurnya. Kemudian perusahaan harus menyisihkan sejumlah dana setiap tahun dari penghasilannya. Pada saat bangunan tersebut habis umurnya, perusahaan dapat membeli bangunan baru yang sama dengan menggunakan dana yang sudah berkumpul sekian tahun. Dana yang disisihkan tersebut dinamakan penyusutan atau depresiasi.
3) Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan berupa mesin, alat angkut dalam pabrik, dan peralatan lain yang dipakai dalam produksi. Semua peralatan tersebut juga perlu disusut karena daya gunanya semakin lama semakin berkurang, dan penyusutan ini akan berpengaruh pula pada pembayaran pajak pendapatan.

 Analisis Investasi Aktiva Tetap
Terdapat tiga metode analisis yaitu :
a. Metodenet present value (NPV)
b. Metode internal rate of return (IRR)
c. Metode pay off period (POP)
Metode net present value (NPV) dan internal rate off return (IRR) dalam penerapannya dipakai konsep time value of money. Konsep bunga berbunga dari uang yang ditanamkan merupakan basis dari masalah time value of money ini.
Masalah time value of money dipengaruhi oleh tiga factor. Factor-faktor tersebut adalah :
 Nilai uang pada saat ini (present value)
 Nilai uang yang akan datang
 Tingkat bunga (tingkat rate of return)

SUMBER DANA
 Macam-macam Sumber Dana
Meskipun manajer keuangan dapat menciptakan dana yang cukup melalui penambahan laba, tetapi ia akan dihadapkan pada masalah pemilihan antara dana yang dipinjam (modal asing) dengan dana yang berasal daripemilik perusahaan (modal sendiri).
Sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
 Berasal dari dalam perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari dalam perusahaan ini disebut pembelanjaan intern, yang meliputi :
 Pengunaan laba perusahaan
 Penggunaan cadangan
 Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
 Berasal dari luar perusahaan yang meliputi :
 Dana dari pemilik/peserta. Dana ini biasanyadiwujudkan dalam bentuk saham, dan pembelanjaannya disebut pembelanjaan sendiri.
 Dana dari utang/pinjaman yang dapat berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pembelanjaan ini disebut pembelanjaan asing.

 Pemilihan Sumber Dana
Masalah pemilihan sumber dana yang harus diatasi oleh perusahaan adalah mengusahakan keseimbangan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Beberapa alternatif yang dapat dipilih adalah :
1) Menggunakan dana intern saja.
2) Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham.
3) Menggunakan dana ekstern dengan mencari pinjaman/kredit (kredit jangka panjang saja, kredit jangka pendek saja, atau kedua-duanya).
4) Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham dan mencari pinjaman.
5) Menggunakan dana intern dan ekstern.

 Sumber Dana Intern
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah dengan cara mengambil dana yang sudah tersedia di perusahaan. Tetapi dana intern ini biasanya sangat terbatas. Jika digunakan sendiri kurang menguntungkan, dana intern ini dapat diinvestasikan pada sector lain seperti pembelian saham atau obligasi dari perusahaan lain. Apabila perusahaan menghadapi masalah seperti itu, pemecahannya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip opportunity cost, yaitu dengan memberikan beban bunga pada dana milik sendiri yang dipakai sendiri.

■ Sumber Dana Ekstern
Sumber dana ekstern dapat berasal dari modal sendiri dan kredit. Pada umumnya kredit dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu : kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang.
 Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Termasuk kredit jangka pendek ini adalah :
 Kredit rekening Koran
 Kredit wesel
 Kredit penjual
 Kredit penmbeli
 Aksep
 Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Termasuk dalam kredit jangka panjang adalah :
 Hipotik
 Obligasi
 Kredit bank
 Kredit dari negara lain