Minggu, 17 Oktober 2010

MANAJEMEN UMUM

PENGERTIAN MANAJEMEN

 Arti dan Fungsi Manajemen
Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fayol, Terry, Taylor adalah berbeda-beda.
Berikut ini definisi tentang manajemen menurut Profesor Oei Liang Lee.
Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen mempunyai lima fungsi sbb :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan

 Jenjang Manajemen
Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen. Ketiga jenjang tersebut adalah :
1. Manajemen puncak atau manajemen eksekutif (meliputi dewan direktur, direktur utama, atau chief executive officer).
2. Manajemen madya atau manajemen administrative (meliputi pimpinan pabrik dan atau manager divisi).
3. Manajemen operasional atau manajemen supervisori (tugasnya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh para manager madya). Manajemen operasional sering disebut “supervisor garis pertama”, karena mereka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang mengerjakan kegiatan harian.

LATAR BELAKANG SEJARAH MANAJEMEN

 Gerakan Manajemen Ilmiah
Perusahaan yang ingin maju selalu berusaha mendapatkan cara-cara yang efisien untuk mengelola produktifitas dan pada saat yang sama menurunkan biaya produksi.
Sejak pemunculan buku yang berjudul “The Principles of Scientific Manajemen” tahun 1911, Taylor dikenal sebagai bapak dari gerakan manajemen ilmiah. Dalam bukunya, Taylor mengemukakan beberapa prinsip manajemen ilmiah untuk melakukan pekerjaan dengan efisien. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
 Semua pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisi guna menentukansatu cara terbaik untuk menyelesaikannya.
 Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah.
 Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji pemegang jabatan dengan dasar intensif, yaitu menyamakan gaji dengan hasil karyanya.
 Menempatkan manager dalam perencanaan, persiapan dan pemeriksaan pekerjaan.
Taylor juga mempelopori penelitian tentang pengukuran waktu kerja. Menurut dia, pengolahan yang menghemat tenaga kerja atau produksi massa akan kurang berarti jika pengelolanya tidak dapat terus melakukan perbaikan atau penyempurnaan dari segi teknis. Penelitian dan buku dari Taylor tersebut telah membuktikan bahwa manajemen dapat dipelajari secara ilmiah oleh siapapun. Ternyata minat masyarakat untuk mempelajari manajemen semakin besar.

SEKOLAH-SEKOLAH TENTANG PEMIKIRAN MANAJEMEN

 Sekolah klasik (classical school)
Sekolah klasik telah memberikan saran tentang fungsi-fungsi manajemen primer, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
 Sekolah Perilaku (Behavioral School)
Sekolah perilaku yang juga disebut leadership, human relations, atau behavioral sciences school of manajemen, telah menjadi popular dalam tahun 1950-an.
 Sekolah ilmu Manajemen (Management Science school)
Sekolah ilmu manajemen ini melibatkan matematik dan statistic. Ilmu manajemen merupakan suatu pendekatan kuantitatif yang memberikan alat untuk menyelesaikan masalah-masalah binis.
 Analisis Sistem
Analisis system menawarakan suatu alat untuk melihat kegiatan intern dan ekstern perusahaan. Sistem adalah suatu unit yang dibentuk dari dua atau lebih bagian-bagian independen yang berinteraksi untuk membetuk sebuah organism fungsi.
 Manajemen Hasil
Sejak pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker diawal tahun 1950-an, manajemen hasil atau manajemen berdasarkan sasaran. MBO (management by objectives) adalah suatu program untuk meningkatkan motivasi dan pengendalian karyawan. MBO memusatkan perhatian pada hasil, bukan perilaku yang diperlihatkan oleh karyawan.
Adapun keburukannya dapat disebutkan di sini antara lain :
• Untuk beberapa tugas, MBO sulit menentukan tujuan yang tepat.
• MBO hanya akan sukses jika semua pihak mau berpatisipasi.
• MBO seharusnya tidak dipandang sebagai suatu penyelesaian untuk semua masalah manajemen.
• Tujuan-tujuan itu seharusnya layak dan mudah diukur.


PERENCANAAN

Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu daripada fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan.
 Bentuk-bentuk Perencanaan
Perencanaan ditetapakan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang akan dating.
a. Tujuan (Objektive)
Tujuan merupakan suatu sasaran di mana kegiatan itu diarahkan, dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b. Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.
c. Strategi
Strategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Oleh karena itu dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa factor seperti : ketepatan waktu, ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
d. Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Jadi prosedur ini lebih menitik-beratkan pada suatu tindakan.
e. Aturan (Rule)
Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
f. Program
Program merupakan campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran (budget), semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.


 Kegunaan Perencanaan
a) Mengurangi Ketidakpastian serta Perubahan pada Waktu Mendatang
Waktu yang akan datang bersifat tidak statis, akan tetapi selalu bersifat dinamis dan berubah-ubah, oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan. Dalam hal ini, yang terpenting adalah memilih suatu cara yang dianggap paling tepat untuk mencapai tujuan.
b) Mengarahkan Perhatian pada Tujuan
Perencanaan dibuat untuk digunakan sebagai penentu arah di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c) Memperingan Biaya
Dengan adanya perencanaan memungkinkan diadakan penghematan ongkos-ongkos, sebab semua kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
 Langkah-langkah Penyusnan Perencanaan
i. Menetapkan Tujuan
ii. Menyusun Anggapan-anggapan (Premising)
Anggapan-anggapan yang dicari adalah anggapan yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap suatu rencana, baik anggapan yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam, semuanya ini dapat diperoleh dengan mengadakan peramalan (Forecasting).
iii. Menentukan Berbagai Alternatif Tindakan
iv. Mengadakan Pernilaian terhadap Alternatif-alternatif Tindakan yang Sudah Dipilih
Dalam langkah keempat ini dilakukan usaha-usaha untuk mencari alternative mana yang akan memberikan hasil maksimal dengan pengeluaran tertentu. Jadi, di sini berlaku prinsip ekonomi.
v. Mengambil Keputusan
Setelah diadakan pernilaian dengan mengadakan perbandingan serta pertimbangan-pertimbangan yang masak, barulah diambil keputusan tentang alternative mana yang diharapkan dapat mencapai tujuan.
vi. Menyusun Rencana Pendukung
Setelah langkah kelima selesai, boleh dikatakan langkah penyusunan perencanaan sudah selesai. Namun demikian sering terjadi bahwa dengan dibuatnya suatu perencanaan membutuhkan pula dukungan dari perencanaan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar